SERVIAM adalah motto untuk setiap anggota komunitas sekolah di sekolah dibawah asuhan para suster Ursulin Uni Roma yang berarti “Saya Mengabdi”. Motto dan lencana Serviam ini diperkenalkan oleh Mother St.Jean Martin (Pemimpin Umum Para Suster Ursulin Uni Roma) pada tahun 1931. Dalam sambutannya pada saat peresmian penggunaan Logo dan Motto “SERVIAM”  beliau mengatakan :

“SERVIAM adalah sebuah janji yang harus ditepati  dan sebuah pengorbanan diri  ….,

Kamu akan menjalaninya  dalam melayani Tuhan…,

Kamu akan menjalaninya dalam melayani Gereja,

Kamu akan menjalaninya dalam melayani negaramu, keluargamu….

dalam dedikasi penuh kegembiraan kepada orang-orang terdekat Anda….

Melayani dengan penuh ketaatan dan kasih –

semoga ini selalu kamu usahan dan laksanakan sekarang dan dimasa mendatang…”

Kehendak kuat yang dimiliki oleh setiap anggota komunitas untuk mengabdi harus dilaksanakan atau dibuktikan secara nyata dalam hidup sehari-hari dalam hidup bersama. SERVIAM menjadi nyata dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesame, terlebih jika kita melakukan segala sesuatu hanya demi kemuliaan Tuhan. Seperti St. Angela yang juga membaktikan diri sepenuhnya untuk melayani Tuhan dan sesama, seluruh tindakan dan perbuatannya hanya demi kemuliaan Tuhan.

Sebagai siswa di sekolah yang diasuh para suster Ursulin, penghayatan semangat SERVIAM dan nilai-nilai yang diajarkan oleh St.Angela  adalah hal yang terus menerus ditanamkan, agar nantinya setelah mereka lulus, SERVIAM sudah menjadi hal yang dibatinkan. Untuk para pendidik, tenaga kependidikan dan tenaga penunjang, mereka hendaknya menjadi role model bagi perwujudan SERVIAM.

Dengan kata lain SERVIAM menjadi acuan dalam hidup komunitas pembelajar yang membuat sekolah Santa Ursula mempunyai ciri yang khas. Semua warga sekolah SMA Santa Ursula mempunyai kehendak yang kuat untuk mengabdi Tuhan dalam diri sesama.

 

 

 

NILAI NILAI DASAR PENDIDIKAN URSULIN

Nilai-nilai dasar pendidikan Ursulin yang berpusat pada SERVIAM adalah nilai-nilai yang menjadi pedoman anggota komunitas sekolah Ursulin dalam menjalankan peran dan tugas mereka, bahkan menjadi jati diri sebagai anggota komunitas sekolah Ursulin. Maka sesuai dengan tugas dan peranannya di komunitas, anggota komunitas sekolah Ursulin mengambil peran masing-masing dalam menghidupi nilai-nilai dasar pendidikan Ursulin ini sehingga komunitas-komunitas sekolah Ursulin memancarkan secara khas semangat Santa Angela yang bersumber dari nasihat Injil. Enam nilai dasar pendidikan Ursulin tersebut adalah:

1) Cinta dan Belas Kasih

Nilai yang terwujud dalam sikap dan perilaku yang digerakkan oleh kesadaran kognitif dan afektif yang mendalam untuk membahagiakan sesama  serta memelihara alam semesta dan seisinya sebagai buah  refleksi iman demi memuliakan Allah.

2) Integritas

Nilai yang terwujud dalam sikap dan perilaku yang menunjukkan adanya konsistensi antara pikiran, perkataan dan perbuatan  yang bersumber dari kebenaran Kristiani.

3) Keberanian dan Ketangguhan

Nilai yang terwujud  dalam  sikap dan perilaku  tanpa  takut serta teguh memegang prinsip  untuk bertindak benar secara bijaksana dalam menghadapi risiko dan tantangan yang mendesak, dilematis, dan kritis.

4) Persatuan

Nilai yang terwujud dalam sikap dan perilaku  hidup bersama yang mengutamakan keserasian, sehati, sekehendak dan terikat satu sama lain dalam cinta kasih

5) Totalitas

Nilai yang terwujud  dalam sikap dan perilaku yang digerakkan oleh motivasi diri yang tinggi untuk memberikan diri sepenuhnya  dalam    melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan sungguh-sungguh   secara tuntas dan benar

6) Pelayanan

Nilai yang terwujud dalam sikap dan perilaku  siap sedia  tanpa pamrih untuk berbagi  bakat, kemampuan, dan ketrampilan demi kebahagiaan sesama dan kemuliaan Tuhan

Angela Merici dilahirkan pada tahun 1474 di Desenzano dekat danau Garda, Italia Utara. Bersama adik dan kakaknya, Angela mengalami hidup keluarga yang bahagia. Waktu itu Angela dan saudaranya tidak bersekolah, karena sekolah hanya diperuntukkan bagi anak-anak kaum bangsawan.

Ayahnya bernama Giovanni Merici selalu menceriterakan kisah orang suci kepada mereka. Hingga kelima anaknya tergugah meniru orang suci, bermain dan berkhayal menjadi pertapa, pendoa. Caterina de Bianchosi adalah ibu dari Angela. Angela Belajar kerumah tanggaan. Sifat-sifat sosial ibu yang selalu prihatin terhadap orang yang mengalami kesukaran dan kekurangan, direkan oleh Angela dan keempat saudaranya dalam hati. Namun, kebahagiaan keluarga ini tidak bertahan lama: Kakak Angela meninggal dan Angela sendiri dilanda kekhawatiran. Di mana keberadaan kakaknya setelah kematian? Suatu hari, waktu Angela berada di ladang, tampak olehnya rombongan malaikat naik turun tangga yang menghubungkan dunia dengan surga…. dan di antara malaikat-malaikat itu Angela mengenali kakaknya. Penampakan ini memperbesar keinginan Angela untuk bergabung dengan kakaknya dan memberikan dirinya kepada Tuhan secara total.

Karena wabah, orang tua Angela meninggal dunia. Ia mengalami kesedihan yang mendalam dan menjadi yatim piatu pada usia belia. Sejak saat itu Angela dan saudaranya ikut pamannya Biancoso de Bianchosi di Salo, kota asal ibunya. Angela hidup di tengah kalangan bangsawan dan berkenalan dengan kehidupan kota besar. Keadaan ini membuat Angela mudah bergaul dengan pelbagai kalangan: pejabat, bangsawan maupun orang kecil dan sederhana. Namun, pergaulan yang dialaminya kadang mengganggu hati kecilnya. Bukankah dia ingin menjadi milik Kristus? Angela bergabung dalam Ordo Ketiga Fransiskan untuk dapat lebih sering menerima komuni, menerima pembentukan spiritual dan pembentukan apostolis. Tugas Angela yang pertama sebagai Ordo Ketiga Santo Franciskus adalah pergi ke BRESCIA. Angela diutus untuk menghibur Catharina Patengola yang baru kehilangan suami dan anaknya. Kota Brescia hancur akibat perang, penduduknya menderita. Anak-anak terlantar. Gadis-gadisnya dipermainkan. Kemiskinan merajalela dan nilai-nilai hidup dalam masyarakat merosot. Dalam diri Angela yang peka timbul pertanyaan: Apa yang dapat aku perbuat bagi mereka yang menderita? Sekali lagi Angela melihat rombongan malaikat di Brudazzo dekat Salo, yang membuat Angela semakin terdorong untuk mewujudkan keinginan Tuhan meski dia ragu dan bimbang.

Pada tahun 1524 Angela melaksanakan niat dan kerinduannya untuk berziarah ke Tanah Suci. Dengan ditemani oleh Bartolomeo, sepupunya, Angela naik kuda ke Venesia. Kemudian bersama Bartolomeo dan Antonio, Angela menumpangi kapal bersama banyak peziarah lain. Ketika kapal singgah di pelabuhan Candia di pulau Kreta tiba-tiba mata Angela menjadi kabur dan hampir tidak dapat melihat apa-apa. Namun ia tetap berteguh hati untuk meneruskan peziarahannya ke Tanah Suci. Angela mengakui bahwa di Tanah Suci ketika ia dituntun dari satu tempat ke tempat devosi suci lain dia selalu melihat dengan mata jiwanya seakan-akan dia melihat dengan mata fisiknya. Dalam pelayaran pulang dari Tanah Suci kapal berhenti beberapa hari lamanya di pelabuhan Candia. Disaksikan oleh semua orang yang berada di atas kapal, Angela yang menjadi buta di tempat ini sekarang dapat melihat kembali. Bukankah ini suatu keajaiban karya tangan Allah? Atas permintaan anggota Divino Amore, Angela tinggal selama beberapa minggu di Venesia dan membantu di rumah sakit “Incurabili”. Angela diminta untuk menetap di Venesia namun keinginannya untuk mendirikan suatu Kompani Wanita sangat kuat.

Beberapa bulan kemudian pada tahun 1525, Angela melanjutkan peziarahannya ke Roma dan berhasil bertemu dengan Paus Clement VII. Santo Bapa juga meminta Angela untuk menetap dan bekerja pada pusat karya amal di Roma. Sebenarnya ini adalah suatu kehormatan bagi Angela namun ia menolak tawaran tersebut, karena Angela yakin bahwa yang diinginkan Tuhan adalah sebuah KOMPANI WANITA yang menjadi harta milik Tuhan sendiri.

Tibalah waktunya untuk melahirkan spiritualitasnya, yaitu: menjadi mempelai Kristus semata-mata seperti Santa Ursula, Santa Catharina, dan lain-lain. Pada hari pesta Santa Catharina dari Siena tanggal 25 November 1535, dua puluh delapan anggota pertama menulis nama mereka dalam buku anggota Kompani Santa Ursula sebagai pelindung kompani, Angela memilih nama Santa Ursula.

Santa Ursula dan Santa Catharina dijadikan contoh hidup untuk para pengikutnya, yaitu: mencintai Kristus sebagai mempelai dan mencintai sesama anak Allah. Selama lima tahun Angela memimpin putri-putrinya. Angela mendikte beberapa Nasehat bagi mereka dan sebuah wasiat yang mengajak semua untuk bersatu. Jangan berkecil hati,…”Yakinlah, percayalah sebulat-bulatnya, bahwa Allah akan membantu anda dalam segala hal. (NA Prakata 14-15)

Angela Merici meninggal pada tanggal 27 Januari 1540 di Brescia, dia meninggalkan sebuah kompani yang kecil, yang dalam 470 tahun telah bertumbuh menjadi suatu perhimpunan yang besar dan beraneka ragam, dengan spiritualitas yang satu dan sama, yaitu spriritualitas Santa Angela. Pada tanggal 24 Mei 1807 Angela dinyatakan sebagai Santa.

Di wilayah Britania, ada seorang raja yang saleh dan baik hati bernama Notus atau Maurus yang memerintah rakyatnya dengan penuh kebaikan. Istrinya sama salehnya dan dipenuhi kasih Kristus. Pasangan suami istri ini punya satu kepedihan, mereka sudah lama menikah tapi belum punya anak. Mereka sering berdoa kepada Allah untuk mohon dikaruniai seorang anak. Dalam doa mereka berjanji kepada Allah, bila permohonan mereka dikabulkan maka anak ini akan dididik sebaik mungkin untuk hidup dalam kasih Allah.

Allah berkenan mengabulkan doa yang saleh ini. Maka lahirlah puteri yang cantik dan cerdas. Namanya Ursula, yang dipilih setelah Raja Notus sedang jalan-jalan di kebun istana sambil memperhatikan bintang-bintang yang bertebaran di langit malam. Tampaklah gugusan bintang Ursa Minor. Ketika sedang memperhatikan gugusan bintang itu muncullah inspirasi pada Raja Notus untuk memberi nama Ursula kepada puterinya. Ketika remaja, kecantikan dan kecerdasan Ursula mulai terkenal di kalangan kaum bangsawan. Banyak bangsawan yang tertarik dengan Ursula. Banyak utusan-utusan dari kerajaan-kerjaan datang untuk melamar Ursula. Namun, lamaran mereka ditolak oleh Ursula karena ia ingin menyerahkan hidupnya untuk Kristus. Suatu ketika seorang pangeran ingin meminangnya. Namun ia menolaknya dengan tegas.

Untuk menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan, Ursula bersama para pembantunya melakukan perjalanan ziarah. Setelah lama berlayar, mereka tiba di Koln, Jerman. tegas. Untuk menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan, Ursula bersama para pembantunya melakukan perjalanan ziarah. Setelah lama berlayar, mereka tiba di Koln, Jerman. Di sana ia bersama pembantu-pembantunya ditangkap oleh orang-orang dari suku bangsa Hun. Mereka dipaksa untuk menyangkal imannya dan berusaha merampas keperawanannya. Ursula dengan gigih membela diri. Akhirnya ia bersama kawan-kawannya dibunuh. 

Jenazah mereka kiranya dimakamkan oleh orang-orang Kristen yang ada di sana. Pada tahun 1155, orang menemukan relikuinya di sebuah kuburan di dekat gereja Koln. Di dekat gereja itu memang ada kuburan dari abad ke-4 dengan keterangan bahwa kuburan itu adalah kuburan beberapa orang gadis yang dibunuh. Kepahlawanannya dalam membela imannya dan mempertahankan kemurnianriya, membuat Ursula bersama kawan-kawannya dihormati Gereja sebagai orang kudus. Diilhami oleh kepribadiannya itu, Santa Angela Merici memilih Ursula sebagai pelindung bagi kompani/ tarekat religius yang didirikannya di Brescia. Kompani ini yang dikenal dengan nama “Tarekat Suster-suster Ursulin” (OSU).

Dengan demikian menjadi jelaslah mengapa St Angela dan Santa Ursula tidak bisa dipisahkan bagi komunitas SMA Santa Ursula. SMA Santa Ursula adalah sekolah yang dikelola oleh yayasan Suster Ursulin, dan Ordo Santa Ursula (Ursulin) adalah nama yang dipilih oleh St Angela Merici ketika mendirikan kompani/tarekat religiusnya.

(disarikan dari berbagai sumber)

MISI

Misi Sekolah

  1. Mengembangkan setiap anggota komunitas pembelajar menjadi pribadi  yang utuh dalam kebebasan, cinta kasih dan kebenaran kristiani.
  2. Memadukan kebudayaan dan iman, sehingga mereka dapat menjadi ragi dalam masyarakat.
  3. Mengusahakan dan membentuk komunitas pembelajar agar mampu bekerja dengan aktif bagi pembangunan masyarakat yang lebih adil dan manusiawi.

VISI

Komunitas pembelajar yang berkarakter SERVIAM , berwawasan global, dan berbasis teknologi.

Karakter Serviam:

  • Cinta dan belas kasih
  • Integritas
  • Keberanian dan Ketangguhan
  • Persatuan
  • Totalitas
  • Pelayanan

Tujuan SMA Santa Ursula

  1. Potensi para peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan dan tenaga penunjang berkembang dengan optimal
  2. Lulusan SMA Santa Ursula mampu mengintegrasikan iman dalam kehidupan sehari-hari sebagai pribadi Serviam
  3. Prestasi akademik dan non akademik peserta didik mampu mendukung dalam memasuki dunia perguruan tinggi
  4. SMA Santa Ursula membekali peserta didiknya dengan ketrampilan abad 21 (4C) juga adaptasi dan teknologi
  5. Menyiapkan lulusannya agar mampu berperan dalam masyarakat secara nasional dan global
  6. Menyiapkan lulusan yang memiliki kepedulian terhadap sesama dan lingkungan alam

Logo Serviam

Logo Serviam merupakan logo dari semua sekolah Ursulin di seluruh dunia. Serviam dalam bahasa Latin berarti “Aku mengabdi”, terinspirasi dari ajaran Santa Angela Merici, pendiri Ordo Santa Ursula. Logo SERVIAM telah menjadi bagiandari logo Sekolah Santa Ursula Jakarta yang didirikan tahun 1859.

Buku Terbuka 

Buku terbuka dengan  6  lembar  terurai  merupakan  visual  dari  6  nilai  dasar  pendidikan  Ursulin: Cinta dan Belas kasih, Integritas, Keberanian dan Ketangguhan, Persatuan, Totalitas dan Pelayanan. Buku  adalah  simbol  pengetahuan  dan   pembelajaran   yang   membangun   peradaban   manusia,   tidak hanya untuk saat ini tetapi sepanjang masa.

Sinar Matahari

Sinar matahari yang semakin terang ke atas mencerminkan semangat yang tidak akan pernah padam untuk mengembangkan profesionalisme dalam pembelajaran. Garis-garis cahaya matahari melambangkan pancaran buah-buah pikiran dan visi pengembangan Sekolah Santa Ursula Jakarta sebagai sekolah yang maju dan adaptif pada perubahan zaman.

Penyatuan Visual buku dengan penopang serta latar matahari bersinar

Untuk menyiapkan lulusannya yang berwawasan global, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, seni budaya, serta memiliki semangat Serviam, Sekolah Santa Ursula Jakarta mendasarkan pendidikannya pada ajaran Gereja, semangat St Angela, dan Pancasila. Buku merupakan sumber ilmu yang tiada habisnya dan salah satu sarana membuka wawasan global. Matahari bersinar yang tetap memancarkan cahayanya setiap hari merupakan semangat yang dinamis dari seluruh anggota komunitas.

Hijau tua

Warna hijau tua melambangkan keprofesianalan, kecerdasan dan ketenangan dari Sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Satya Bhakti. Warna hijau yang damai dan berwibawa diasosiasikan para siswa dididik agar menjadi lulusan yang berdisiplin serta berguna bagi masyarakat.

Hijau muda

Pertumbuhan dan pembaharuan dari Sekolah Santa Ursula Jakarta. Warna hijau muda yang lembut dan bersinar menunjukkan bahwa pola belajar yang digunakan adalah belajar dalam interaksi yang harmonis dan dinamis antara guru dan siswa, sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar yang dicapai akan membawa dampak baik bagi para lulusannya.

Sejarah SMA Santa Ursula Jakarta

Berawal dari keprihatinan Mgr. P. Vrancken, melihat keadaan kaum muda di tanah Jawa, maka beliau mengajak para sahabatnya yaitu para Suster Ursulin dari Sittard untuk memulai karya pendidikan di Batavia. Tanggal 19 September 1855 setelah perayaan Ekaristi, 7 Suster berangkat naik kereta kuda ke pelabuhan Rottedam tempat kapal layar Herman sudah menanti. Saat matahari pagi mulai bersinar 20 September 1855 kapal layar Herman ditarik perlahan-lahan menuju ke arah timur.

Setelah mengarungi lautan luas dan menempuh ombak dan badai akhirnya kapal layar Herman disambut fajar pagi, duta sang surya di Teluk Batavia pada tanggal 5 Februari 1856. Mgr. Vrancken menyambut para Suster ini dan segera mengantar mereka ke rumah yang sudah dipersiapkan yaitu Noordwijk (sekarang Jalan Juanda) berhadapan dengan kediaman Gubernur Jenderal. Mulailah pelayanan pendidikan pada Suster Ursulin di bumi Indonesia ini, pendidikan untuk kaum muda, khususnya kaum puteri, menjadi kerasulan utamanya.

Seiring dengan mulai bertambahnya Suster-Suster dari Eropa yang bersedia melayani di Batavia, dan jumlah kaum muda yang mesti dilayani, maka18 Januari 1859, komunitas Noordwijk mengutus Suster Angele Cleeren, Stanislas Port, dan Andre Van Gemert sebagai pemimpin sekolah kecil ini untuk membuka asrama dan sekolah untuk anak miskin di Weltevreden (sekarang jalan Pos). Mula-mula mereka tinggal di Bazaar Baru ( sekarang Pasar Baru ) hingga akhirmya mereka mampu membeli tanah kosong dan hotel di samping Kantor Pos (sekarang dikenal sebagai Kompleks Santa Ursula). Rumah di Jalan Pos menjadi rumah kedua para Suster Ursulin dan dikenal dengan nama Klein Klooster (Biara Kecil) sedangkan yang di jalan Juanda dikenal dengan nama Groot Klooster (Biara Besar).

Usaha mereka melayani anak-anak miskin berkembang dengan pesat. Banyak orang tua mempercayakan pendidikan anak-anak mereka kepada para Suster di Weltervreden. Kebutuhan untuk menampung mereka dan keinginan untuk memberikan fasilitas yang baik membuat para Suster berusaha meluaskan bangunan yang sudah ada. Mereka terus melakukan pembangunan hingga pada tahun 1889 pembangunan biara, kapel, sekolah dan asrama selesai. Sebagai cikal bakal SMA Santa Ursula maka berdirilah HBS Princess Juliana pada tahun 1906. Izin penyelenggaraan pendidikan SMA Santa Ursula di mulai pada tahun pelajaran 1931/1932.

SMA Santa Ursula Jakarta merupakan sekolah khusus perempuan yang telah memiliki sejarah panjang dalam mempersiapkan lulusannya menjadi pribadi yang utuh yang mampu berkiprah di masyarakat. Lulusan SMA Santa Ursula kini dipersiapkan menjadi  pribadi yang cerdas, beriman, dan penuh kasih (visi sekolah). Dengan pengalamannya di dunia pendidikan, SMA Santa Ursula Jakarta telah melahirkan alumnae yang berkiprah di tingkat lokal, nasional, dan global. Kekuatan pendidikan karakter yang diimbangi pengembangan intelektualitas dan humaniora menjadikan kaum perempuan lulusan SMA Santa Ursula mampu beradaptasi di manapun mereka berada. Kini para siswi yang masih belajar di SMA St Ursula  tidak hanya berasal dari wilayah Jabodetabek tetapi juga dari berbagai daerah di Indonesia.

Nama-nama Kepala Sekolah yang pernah memimpin di SMA Santa Ursula yang dapat ditelusuri adalah sebagai berikut : 

No.

NAMA KEPALA SEKOLAH

MASA JABATAN

MULAI

SAMPAI

    1.           

…………………………..

1904

…….

    2.           

Mere Antoinette

…….

1929

    3.           

Mere Pauline Emonds

1930

……..

    4.           

Sr. Rosalin AFM. Wilschut

1-08-1948

31-07-1954

    5.           

Sr. Romana E. Haberhausen

1-08-1954

31-07-1967

    6.           

Sr. Amadea H.W.Hilhorst

1-08-1967

31-05-1971

    7.           

Sr. Yosepha Rumawas

1-07-1971

31-12-1972

    8.           

Sr. Francesco Marianti

1-06-1973

30-06-1998

    9.           

Sr. Pia Sawir

1-07-1998

30-06-1999

 10.           

Dra. Henny W. H. Salindeho

1-07-1999

19-06-2002

 11.           

Sr. Moekti K. Gondosasmito, OSU, M.Ed

19-06-2002

30-06-2011

 12.           

Sr. Maria Theresia Sani, OSU., M.Pd

1-07-2011

22-06-2015

 13.           

Sr. Magdalena Lian, OSU., M.Pd

1-07-2015

30-06-2017

 14.           

Sr. Noorwindhi Kartika Dewi, OSU

1-07-2017

15-06-2020

 15.           

Sumardi, M.Pd

1-07-2020

Sekarang

SMA Santa Ursula berupaya menyediakan fasilitas yang baik untuk menunjang proses pembelajaran juga untuk menunjang pengembangan bakat dan potensi para siswanya  Berikut ini adalah fasilitas-fasilitas yang ada di SMA Santa Ursula.

  • Ruang Kelas ber-AC,Wifi, dan smart board di semua kelas.
  • Aula 1 dan Aula 2 dilengkapi dengan AC, LCD, sebuah piano, dan sound system
  • Ruang Rapat 1 dan 2
  • Bangsal  Olah raga
  • Lab. Biologi, Lab. Fisika, Lab. Kimia, Lab. Bahasa, Lab. IPS
  • Ruang Multimedia/komputer
  • Lapangan Olah raga dan Lapangan Parkir
  • Fasilitas Pembelajaran dengan VR(Virtual Reality) dan Metaverse.
  • Ruang Kegiatan (Ruang Gamelan Jawa, Ruang Gamelan Bali, Ruang Angklung, Ruang Kolintang, Ruang Tari, Ruang Lukis, Ruang Memasak, Ruang Band, Ruang Radio Sanur FM)
  • Ruang UKS dan Ruang Foto copy
  • Ruang Doa (Kapel dan Goa Maria)
  • Ruang BK
  • Ruang OSIS
  • Ruang kultur jaringan
  • Kebun Organik
  • Pengolahan sampah organik
  • Toilet

 

Perpustakaan 4 lantai yang ber-AC:

  • Lantai 1: Sirkulasi, penitipan barang, tempat untuk membaca, tempat berdiskusi, majalah dan koran
  • Lantai 2: Buku fiksi dan sastra dan sebuah ruang kelas tutorial dengan komputer dan LCD, ruang baca
  • Lantai 3: Buku referensi, buku buku pengetahuan, ruang baca
  • Lantai 4: Multimedia-komputer untuk satu kelas, koleksi CD dan VCD, TV LCD untuk pembelajaran
  • Ruangan-ruangan dilengkapi CCTV untuk keamanan.

Hubungi Kami:

Lokasi:

© 2025 Santa Ursula Jakarta